
POSO RAYA– Harus diingat bahwa Pancasila adalah bagian dari sejarah inti negara Indonesia. Sehingga tidak heran bagi sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang harus dihafalkan serta mematuhi apa yang diatur di dalamnya. Ada pula sebagian pihak yang nyaris tidak memperdulikan lagi semua aturan-aturan yang tercantum dalam Pancasila.
“Kita tidak boleh sepihak atau menolak akan adanya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Mungkin kita masih ingat atas kehendak Allah SWT pemberontakan-pemberontakan dalam usaha penggantian Pancasila dengan ideologi lain tidak pernah terwujud seperti halnya dengan kasus kudeta Partai Komunis Indonesia yang menginginkan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi Komunis. Juga kasus kudeta DI/TII yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan mendirikan sebuah negara Islam. Atau Kasus PRRI/Permesta di Sulawesi Tengah dan pemberontakan tentara Gerakan Aceh Merdeka (GAM),” ungkap Danrem 132/Tadulako selaku Dansatgas Opster TNI Sintuwu Maroso Kolonel Inf Muh. Saleh Mustafa saat memberikan sambutan pada acara Pengajian dan Silaturrahmi di Masjid Baitul Makmur Kecamatan Poso Kota Kabupaten Poso, Kamis pekan lalu.
Banyak orang yang menentang pancasila dengan alasan agama. Masalah pokoknya adalah kurangnya pemahaman mereka tentang ideologi Pancasila dan juga kesalahan mereka dalam menafsirkan pelajaran pelajaran atau ilmu agama yang mereka dapatkan.
Mereka juga mudah di pengaruhi dan dihasut dengan alasan agama atau kebebasan. Dengan demikian sangat mudah bagi orang-orang yang ingin menghancurkan negeri ini dengan memanfaatkan mereka.
Selanjutnya Danrem menekankan tentang pentingnya arti ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan kita sehari-hari akan mempunyai keyakinan yang tinggi kepada Allah SWT dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang akan menjadikan umat Islam di Kabupaten Poso untuk bisa saling menghargai dan saling menjaga agar bersama-sama dengan tulus ikhlas memperkuat serta mempererat kerukunan antar umat beragama.
“Sehingga menjadikan umat Islam yang kuat serta tidak tergelincir lari ke dalam golongan orang-orang yang merugi,” tambah perwira tiga melati di pundak itu.
Acara pengajian dan silaturrahmi tersebut diharapkan dapat menjadi momentum bagi seluruh masyarakat Poso dan agar dapat bersatu-padu serta saling bekerja sama dalam membangun bangsa dalam bingkai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945,” harap Danrem. (Pr)